Kegiatan TPA santri KMP
Penyebab Kenakalan Anak, oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc. dari kitab TarbiyahAl-Awlad fi Al-Islam karya Syaikh ‘Abdullah Nashih ‘Ulwan
Blogkmp.net - Subuh kemarin, 20 July 2022, di Masjid Nur Hasani, terjadi pencurian sepeda. Tanpa bermaksud menghakimi atau menuduh, biasanya, pelaku pencurian seperti ini sudah terbiasa melakukannya dari kecil, dimulai dari hal-hal kecil. Bibit sebagai pelaku kriminal saat anak-anak, biasa disebut kenakalan anak.
Diambil dari kitab Tarbiyah Al-Awlad fi Al-Islam karya Syaikh ‘Abdullah Nashih ‘Ulwan, Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal merangkum penyebab Kenakalan Anak, agar kita bisa mencegahnya berkembang menjadi tindak kriminal.
(1). Orang tua jauh dari Agama
Sa’id bin Al-Musayyib pernah berkata pada anaknya,
لَأَزِيْدَنَّ فِي صَلاَتِي مِنْ أَجْلِكَ
“Wahai anakku, sungguh aku terus menambah shalatku ini karenamu (agar kamu menjadi saleh, pen.).” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1:467) Jelas ada kaitan kuat antara kesholehan orang tua dan kesholehan anak. Maka pada dasarnya, mendidik anak adalah mendidik diri sendiri (sebagai orang tua) agar bisa menjadi teladan dan mendapat petunjuk dari Allah Ta'ala.
(2). Lingkungan dan Teman yang Buruk
Diriwayatkan dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang saleh dan orang yang jelek bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan pandai besi. Pemilik minyak wangi tidak akan merugikanmu; engkau bisa membeli (minyak wangi) darinya atau minimal engkau mendapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau mendapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari, no. 2101)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.” (HR. Abu Daud, no. 4833; Tirmidzi, no. 2378; dan Ahmad, 2:344. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih). Termasuk dalam mendidik anak adalah memilihkan/mengarahkan teman dan lingkungan (juga sekolah) yang baik untuk anak.
(3). Perlakuan yang Buruk dari Orang Tua
Allah telah memerintahkan kepada kita,
وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا
“Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah: 83)
Dalam ayat lain disebutkan,
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖوَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imran: 159) Dalam hadits ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَانُ، اِرْحَمُوا مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ
“Orang-orang yang mengasihi dirahmati oleh Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih). Karenanya kasihilah yang ada di bumi nicaya Yang di langit (yaitu Allah) akan mengasihi kalian.”(HR. Tirmidzi, no. 1924 dan Abu Daud, no. 4941. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). Tegas dalam mendidik anak, bukan berarti keras. Konsisten dalam mendidik dan bukan melampiaskan amarah.
(4). Tayangan kekerasan dan pornografi
Anak akan mudah meniru apa yang sering didengar dan dilihat. Maka tayangan yang buruk akan sangat berpengaruh pada tumbuh-kembang anak.
(5). Percekcokan, Perceraian yang diikuti Pemiskinan
Syaikh Dr. ‘Abdullah Nashih ‘Ulwan berkata, “Salah satu faktor terbesar yang menyebabkan terjadinya kenakalan pada anak adalah berlangsungnya suasana ketidakharmonisan antara bapak dan ibu pada saat mereka bertemu dan berkumpul. Seorang anak tatkala membuka kedua matanya lantas menemukan pertengkaran kedua orang tuanya, maka anak akan lari dari rumah yang ia anggap membosankan. Ia akhirnya mencari teman bergaul yang menghilangkan keresahannya. Ia pun banyak menghabiskan waktunya bersama teman-temannya. Seandainya teman-temannya adalah anak-anak nakal, secara perlahan anak tersebut pun menjadi nakal, bahkan bisa terus bertambah parah.”
Oleh: Akhmad Immaduddin, S.Psi., MBA.
Editor : Prima Agus Setiyawan
Pada Kultum Masjid Perak, Kamis 21 Juli 2022.
Tinggalkan komentar ya, supaya kami bisa terus meningkatkan kualitas tulisan dan informasi di blog ini. EmoticonEmoticon