
Dalam khutbahnya, ustadz Fakhruddin mengingatkan agar kita menyikapi peristiwa alam ini dengan tidak berlebihan dan mengikuti sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Lebih jauh ustadz Fakhruddin berpesan dalam menyikapi peristiwa langka ini jangan sampai kita terjebak pada hal-hal yang sia-sia, seperti lebih sibuk mempersiapkan pesta nonton bareng, pamer gadget untuk mengambil gambar gerhana, dan sebagainya yang kemudian malah meninggalkan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Sebaliknya, dengan melihat tanda-tanda kekuasaan Allah melalui alam semesta, salah satunya dari peristiwa gerhana matahari ini hendaknya semakin menambah keimanan kita kepada Allah.
Ketika melihat gerhana, Rasulullah kemudian mengajak umatnya pergi ke masjid dan melakukan jama'ah shalat gerhana, memperbanyak dzikir, bertaubat, bersedekah, serta memperbanyak amal shalih, takut apabila ini merupakan tanda-tanda kiamat.
Usai shalat shalat berjama'ah, para jama'ah kemudian dipersilahkan menikmati hidangan sarapan pagi yang sudah disiapkan oleh takmir Masjid Perak berupa bubur dan roti donat.
Selain di Masjid Perak, jama'ah shalat gerhana juga dilaksanakan di masjid-masjid yang lain di Kotagede, seperti Masjid Gedhe, Masjid Mu'adz bin Jabbal, dan sebagainya.
Shalat gerhana pagi tadi yang juga bertepatan dengan hari libur membuat lebih banyak jama'ah yang bisa hadir di Masjid sehingga suasana terasa seperti Lebaran.

Tinggalkan komentar ya, supaya kami bisa terus meningkatkan kualitas tulisan dan informasi di blog ini. EmoticonEmoticon