
Kraton membangun 5 buah masjid di 4 titik mata angin yang dikenal dengan istilah Masjid Pathok Negoro.
Fungsi masjid-masjid ini adalah sebagai buffer zone guna memudahkan kontrol Kraton terhadap wilayah Kesultanan Yogyakarta baik dari segi keamanan, politik, agama, dan sebagainya.
Masjid juga berperan sebagai tempat pemusatan kekuatan serta lokasi yang strategis untuk mengobarkan semangat Jihad para pemuda pada masa perjuangan kemerdekaan maupun revolusi.
Sampai pada masa perjuangan reformasi 1998 silam, Masjid (Masjid Gedhe Kauman) menjadi lokasi pengumpulan logistik serta penghimpunan dan pengamanan demonstran dari tindakan represif aparat jika terjadi anarki.
Hal tersebut disampaikan oleh Ustadz Budi Setiawan, ST (Takmir Masjid Gedhe Kauman) pada acara Tabligh Akbar PD PM Kota Jogja bekerja sama dengan KMP dan PC PM Kotagede di Masjid Perak Kotagede, Ahad (26/04/2015).
Dalam kajian yang mengambil tema "Peran Masjid Pada Masa (Kejayaan) Kraton Ngayogyakarta" tersebut Ustadz Budi Setiawan menyampaikan secara singkat dan padat sejarah berdirinya Kraton Ngayogyakarta, Masjid Gedhe Kauman dan Masjid Pathok Negoro, serta sejarah perjuangan pemuda sejak masa kemerdekaan hingga reformasi '98 yang tidak lepas dari peran Masjid di dalamnya.
Hadir dalam acara Tabligh Akbar tersebut pengurus PD PM Kota Jogja, PC PM Kotagede, PC NA Kotagede, Takmir Masjid Perak dan KMP, Fokopa, Tapak Suci, dan aktivis muda Muhammadiyah dari berbagai elemen.
Tinggalkan komentar ya, supaya kami bisa terus meningkatkan kualitas tulisan dan informasi di blog ini. EmoticonEmoticon